Oleh: mainbasket | Januari 11, 2010
Dalam pembukaan buku “The Rebel Sell” Joseph Heath dan Andrew Potter menyatakan kurang lebih, bagi generasi orang-orang tua kita, mobil adalah obsesi tertinggi mereka. Namun bagi generasi masa kini (baca: kita-kita) obsesi yang paling utama adalah sepatu!Sepenting Apakah Sepatu?

Adbusters Magazine milik Kalle Lasn pernah memberikan kutipan, “Sepatu dan kaca mata hitam adalah dua jenis produk yang harganya tidak masuk akal.”
Di beberapa negara, pabrik sepatu lebih mirip sebuah kamp tahanan yang “dijaga” oleh militer. Istilah “sweatshop” alias pabrik dengan segala keburukan bagi pekerjanya mengacu kepada pabrik sepatu. Naomi Klein dalam bukunya, No Logo bahkan berani menyebut nama seorang petinggi militer Indonesia yang melindungi kejahatan di dalam pabrik sepatu.
Film dokumenter “Just For Kicks” menceritakan bagaimana sebuah sepatu sedemikian pentingnya bagi banyak orang sehingga mereka takut dikatakan ketinggalan zaman bila tidak memiliki sebuah model sepatu tertentu. Beberapa mengalami adiksi yang parah terhadap sepatu. Seorang New Yorker mengaku ia tak lagi mengkonsumsi narkoba, alkohol, dan rokok namun tak bisa menghentikan kegilaannya membeli sepatu baru.
Pada film Entourage, Vincent Chase membelikan sepasang sepatu sneaker untuk sahabatnya, Turtle seharga 20.000 dollar.
Carnegie Mellon University di Pennsylvania, Amerika Serikat membuka sebuah kelas dengan nama Sneakerology 101. Sebuah kelas yang membahas semua hal mengenai sepatu; kebudayaan hingga industrinya. Tampaknya universitas ini mulai menganggap sepatu sebagai sebuah hal yang super penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar